Selasa, 15 Oktober 2013

Pengertian Akidah

AKIDAH

A.      Pengertian Akidah

Akidah secara etimologis (bahasa) berasal dari kata ‘aqida – ya’qidu – a’qidatan yang berarti “simpulan atau ikatan”. Secara terminologis (istilah) ialah kepercayaan dan keyakinan.
Adapun yang dimaksud dengan akidah Islam ialah “perkara-perkara yang dipercayai dan diyakini kebenarannya dalam Islam berdasarkan dalil Al-Qur’an dan sunah Rasul”. Atau dalam istilah lain disebut dengan iman. Adapun iman mempunyai dua pengertian:
a.         Iman dalam arti luas yakni keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lidah dan diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku di dalam segala aspek kehidupan.
b.        Iman dalam arti khas adalah arkanul iman atau rukun iman yang jumlahnya ada enam, yaitu:
1.    Beriman kepada Allah;
2.    Beriman kepada malaikat-malaikat-Nya;
3.    Beriman kepada kitab-kitab-Nya;
4.    Beriman kepada rasul-rasul-Nya;
5.    Beriman kepada hari akhirat; dan
6.    Beriman kepada takdir Allah.

B.      Tujuan Mempelajari Akidah Islam
Adapun tujuan mempelajari akidah Islam adalah sebagai berikut:
.      Agar memperoleh tuntunan untuk mengembangkan dasar ketuhanan yang telah ada. Keyakinan akan adanya Dzat Allah Yang Maha Esa itu sebenarnya telah ada sejak dia berada di alam ruh, sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
 
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi (punggung) mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “Mereka menjawab, “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (wujud serta keesaan Tuhan)”. (Q.S. Al-A’raaf: 172)

2.      Membimbing ke arah keyakinan yang benar kepada Allah, sebab tanpa petunjuk agama, manusia akan berusaha dengan ikhtiarnya sendiri untuk mencari Tuhan dengan kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda, yang mungkin saja manusia tidak akan sampai mengenal Allah Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan demikian salah satu tujuan mempelajari akidah Islam adalah untuk membimbing manusia mengenal (ma’rifat) kepada Allah dengan benar.
Allah Swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an:

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempatmu berusaha dan tempat tinggalmu. (Q.S. Muhammad: 19)

3.      Menjaga agar terhindar dari kemusyrikan, sebab tanpa tuntunan yang jelas tentang keyakinan terhadap Dzat Yang Maha Esa, besar kemungkinan manusia itu akan terjerumus kepada kemusyrikan, baik musyrik yang terang-terangan (jali) maupun musyrik yang tersembunyi (khafi) di dalam hati. Dengan mempelajari akidah Islam, akan terhindar dari kemungkinan terjerumus ke dalam kesesatan, yaitu musyrik (menyekutukan Allah). Padahal kalau akidah seseorang telah tercemari oleh debu-debu kemusyrikan, tentu akan mengakibatkan terhapusnya segala amal kebaikannya. Allah Swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an:

Jika kamu musyrik, niscaya terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. Az-Zumar: 65)

4.      Menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat, sebab akidah Islam itu bertujuan agar seseorang dapat menjaga dirinya dan tidak tersesat mengikuti paham-paham yang semata-mata hanya bersumber pada pendapat akal, karena tidak mustahil pendapat itu dipengaruhi oleh bisikan setan dan bujuk rayunya yang menyesatkan dan menjauhkan seseorang dari ajaran Allah. Allah Swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an:

Hai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al-Baqarah: 208)

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa tujuan utama mempelajari akidah Islam ialah agar seseorang benar-benar ma’rifat kepada Allah dengan jalan akal dan hati, menggunakan dalil aqli dan naqli, maka yang demikian itu akan menjadikan jiwanya kokoh dan kuat serta meninggalkan kesan yang baik dan mulia.
Kesimpulannya jika seseorang telah memegang akidah Islam dengan sungguh-sungguh yaitu dengan bertauhid kepada Allah, maka akan tertanamlah dalam jiwanya bahwa hanya Allah sajalah yang paling besar dan paling berkuasa, segala yang wujud ini hanya makhluk belaka, yang penuh kekurangan dan kelemahan.

A.      Hal-hal yang Merusak Akidah
Orang mukmin bisa menjadi kafir dengan melakukan hal-hal yang tertera di bawah ini:

Dalam I’tiqad (Kufur I’tiqadi)
1.     Syak (ragu) atas adanya Allah;
2.     Syak (ragu) atas kerasulan Nabi Muhammad Saw.;
3.     Syak (ragu) bahwa Al-Qur’an itu wahyu dari Allah;
4.     Syak (ragu) bahwa akan ada hari kiamat, hari akhirat, surga, neraka dan lain-lain;
5.     Menghalalkan perbuatan haram yang telah disepakati ulama Islam umpamanya meyakini bahwa zina, tidak berpuasa Ramadhan di membunuh orang itu boleh baginya dan sebagainya;
6.     Mengharamkan perbuatan yang dibolehkan dan sudah disepakati ulama Islam, umpamanya nikah haram baginya, makan-minuman haram baginya dan sebagainya;
7.     Meniadakan suatu amalan ibadat wajib yang telah disepakati ulama Islam, seperti salat lima waktu, zakat, puasa, haji dan sebagainya
8.     Mendustakan rasul-rasul Allah;
9.     Meyakini adanya nabi sesudah Nabi Muhammad Saw.;
10. Mengaku menjadi nabi atau rasul sesudah Nabi Muhammad Saw dan lain-lain.

Dalam Amalan (Kufur ‘Amali)
1.    Sujud kepada berhala, matahari dan lain-lain;
2.    Menghina kitab-kitab suci baik dengan lisan ataupun perbuatan;
3.    Menghina nabi-nabi dan rasul-rasul dengan lisan atau perbuatan;
4.    Mengejek agama atau Allah dengan lisan atau tulisan, dan lain-lain
Dalam Perkataan (Kufur Qauli)
1.     Mengucapkan “Hai, Kafir” kepada orang Islam;
2.     Menghina nama-nama Allah;
3.     Mengejek hari akhirat, surga dan neraka;
4.     Mengejek salah satu syariat agama Islam, misalnya salat, ibadah haji, tawaf, sai dan lain-lain;
5.     Mengejek malaikat-malaikat;
6.     Mengejek nabi-nabi;
7.     Mengejek keluarga Nabi Muhammad Saw.;
8.     Mengejek Nabi Muhammad Saw., dan lain-lain.
Demikianlah hal-hal yang merusak akidah Islam yang wajib kita jauhi sehingga kita terhindar dari kekufuran.
Ada sebagian ulama yang membagi kufur ke dalam empat macam, sebagai berikut:
1.      Kufur Inkar, yaitu apabila seseorang tidak mengenal Allah sama sekali, dan tidak meyakini adanya Allah, seperti kufurnya orang atheis;
2.      Kufur Juhud, yaitu apabila seseorang meyakini adanya Allah dalam hatinya, namun tidak mau mengikrarkan dengan lidahnya, seperti kufurnya iblis;
3.      Kufur Inad, yaitu apabila seseorang meyakini adanya Allah dengan hatinya dan mengikrarkan dengan lidahnya, namun tidak masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat, seperti kufurnya Abu Thalib. Diriwayatkan bahwa Abu Thalib telah berkata:
Sungguh aku telah meyakini bahwa agama yang dibawa Muhammad Saw. (Islam) itu adalah agama terbaik di muka bumi ini. Seandainya tidak mendapat celaan atau makian (dari masyarakat), tentu engkau mendapatkan aku memeluk agama Islam secara terang-terangan.
4.      Kufur Nifaq, yaitu apabila seseorang mengikrarkan dua kalimat syahadat dengan lidahnya, namun tidak demikian dalam hatinya. Dengan kata lain, lain di mulut, lain di hati. Seperti kufurnya orang nonmuslim yang berpura-pura masuk Islam dengan motif-motif tertentu.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar