Mungpung saya lagi semangat buat ngposthing, jadi mari kita lanjutkan pelajaran soal Akuntansi.
Cekidot :)
ASUMSI DAN PRINSIP
DASAR AKUNTANSI
Tujuan Laporan
Keuangan
Menurut SFAC (Statement of
Financial Accounting) nomor 1 dinyatakan bahwa
pelaporan keuangan harus
menyajikan informasi yang :
1. Berguna bagi investor dan
kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai
lainnya dalam membuat keputusan
untuk investasi, pemberian kredit dan
keputusan lainnya.
2. Dapat membantu investor dan
kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai
lainnya untuk menaksir jumlah,
waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di
masa yang akan datang.
3. Menunjukkan sumber ekonomi
dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber
tersebut dan pengaruh dari
transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaankeadaan
yang mempengaruhi sumber-sumber
dan klaim atas sumber-sumber
tersebut.
Ketiga karakter informasi di atas
merupakan pedoman untuk penyusunan pelaporan
keuangan.
Tujuan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan ada dua yaitu : tujuan umum dan
tujuan kualitatif.
Tujuan Umum :
1. Untuk memberikan informasi
keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumbersumber
ekonomi dan kewajiban serta modal
suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi
yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi netto
(sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan
yang timbul dari aktivitas usaha
dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi
keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam mengestimasikan potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
15
4. Untuk memberikan informasi
penting lainnya mengenai perubahan dalam sumbersumber
ekonomi dan kewajiban seperti
informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh
mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan
untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti
informasi mengenai kebijaksanaan
akuntansi yang dianut perusahaan.
Tujuan Kualitatif :
1. Relevan
Relevansi suatu informasi harus
dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
2. Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti
oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk
dan istilah yang disesuaikan
dengan batas pengertian para pemakai.
3. Daya Uji
Informasi harus dapat diuji
kebenarannya oleh para pengukur yang independen
dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada
kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan
pihak-pihak tertentu.
5. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan
sesegera mungkin untuk dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan
6. Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan
akan lebih berguna bila dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode
sebelumnya.
7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap
meliputi semua data akuntansi keuangan yang
dapat memenuhi secukupnya enam
tujuan kualitatif di atas.
Asumsi Dasar
Akuntansi
Sebagai suatu sistem, maka di
dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan
(asumsi). Ada 10 asumsi dasar
akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1. Suatu masyarakat dan susunan
pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (A
Society and
Government Structure honering property right)
16
2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific
Business Entities)
3. Kontinuitas Usaha (Going
Concern)
4. Penggunaan unit moneter di
dalam rekening-rekening (Monetary Expression in
Accounts)
5. Konsistensi antara
periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency
between periods
for the same entity)
6. Perbedaan dalam akuntansi di
antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in
Accounting among
independent entities)
7. Konservatif (Conservatism)
8. Ketergantungan data dari
pengendalian intern (Dependability of data through
internal control)
9. Cukup berarti (Materiality)
10. Batas waktu dalam penyusunan
laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran
(Timeliness in financiall
reporting requires estimates)
Dari ke-10 asumsi dasar tersebut
di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai
asumsi dasar yang mendasari
struktur akuntansi adalah :
- Kesatuan Usaha Khusus (Separate
Entity/Economic Entity)
Dalam konsep ini perusahaan
dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang
berdiri sendiri, terpisah dari
pemiliknya.
- Kontinuitas Usaha (Going
Concern/Continuity)
Asumsi ini menganggap bahwa suatu
perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi
likuidasi di masa yang akan datang.
- Pengunaan Unit Moneter dalam
pencatatan
Asumsi ini menganggap mata uang
adalah alat pengukur yang stabil
- Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan
terus antar periode menimbulkan masalah
pengakuan dan pengalokasian ke dalam
perode-periode tertentu di mana dibuat
laporan keuangan, untuk itu
laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
Prinsip Dasar
Akuntansi
Konsep dasar yang mendasari
penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical
Cost Principle)
17
Prinsip ini menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,
utang, modal dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue
Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara
penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi
kebutuhan untuk penyusunan
laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching
Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan
periodik pendapatan yang diperoleh atau
terjadi dalam periode akuntansi
tertentu harus dipertemukan secara layak dengan
biaya-biaya yang terjadi dalam
periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency
Principle)
Agar laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
maka metode dan prosedur-prosedur
yang digunakan dalam proses akuntansi
harus diterapkan secara
konsistendari tahun ke tahun.
5. Prinsip pengungkapan penuh (Full
Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini
adalah menyajikan informasi yang lengkap
dalam laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar